Friday, June 5, 2015

Pesawat Terbang

Pertama kali naik pesawat terbang, saya ingin

memasang iklan di koran nasional bahwa saya

benar-benar sudah pernah naik burung ajaib

yang dikagumi oleh seluruh kanak-kanak

dan orang dewasa


Kali kedua pengin dishoot kamera betapa saya

memasang seat-belt segampang menelan ludah

kemudian dengan lincah menggoda stewardesses


Yang ketiga saya berpikir menelusuri dari modal siapa

gerangan pesawat mewah ini dibikin, bagaimana

modal itu diputar di meja perjudian

ekonomi politik internasional, serta membayangkan

siapa saja, yang bisa menikmatinya


Namun toh pada kali keempat saya masih saja sedikit

mengagumi otak manusia penemu daya sihir

burung-burung, meskipun kemudian bosan

dan tidur kepala berat


Sehingga tatkala terbang kelima, keenam, ketujuh kali,

di samping selalu disergap oleh ratusan

pikiran murung: saya merasa pesawat terbang

tak pernah membawa saya naik ke mana-mana


Ada kemungkinan para teknolog, teknokrat serta

para pemakai mereka, gagal melihat mana bawah

yang sebenarnya dan mana atas yang sesungguhnya



Oleh :

Emha Ainun Najib

No comments:

Post a Comment