Friday, March 11, 2016

Pejalan



Pejalan sudah kembali
mukanya pucat pasi
terbungkuk
di bawah kain lusuh
tak ada lagi cahya matanya
bergegas pulang
ke rumah yang tak jelas di mana
berhasrat keras melepas beban
yang lama mendera punggungnya

(rumahmu tidak di sini
tetapi jauh di dasar mimpi)

ia tercengang
tidak ada jalan balik lagi
musnah dihamburkan angin
hanya debu-debu

ia merintih pelan
takut membangunkan derita
menahan lelah yang sangat
sempoyongan, dan
terbatuk-batuk
ah, alangkah penat
(ternyata ia hanya harus berjalan
atas putusan sendiri
di pagi hari)



Oleh :
Kuntowijoyo

No comments:

Post a Comment