Thursday, March 10, 2016

Musim Panen



Setelah semusim
tangan-tangan sibuk
memotong pohonan
di kampung halaman
pak tani
mengundang anak-anaknya
memanen kolam
sudah waktu ikan dinaikkan

Segunduk matahari
menyingkirkan sepi
dari danau
mendorong sampan
berlayar dua-dua

Di bukit
batu sudah dipecah
sekejap saja, bagai hanya main-main
rumah-rumah berdiri
melindungi perempuan
melahirkan bayi

Hari itu derita dihapuskan
Keluarlah lelaki-perempuan
memainkan udara dengan selendang
menyulap siang dalam impian
warna-warni dan wewangi

Anak lelaki-perempuan
menabuh genderang
menyebar kenanga
memaksa matahari
berhenti di balik daunan

Malaikat dan bidadari
menonton tarian
senyum mereka
menyentuh pohonan

Semesta berpesta
di tengah hari
pada musim panen abadi.



Oleh :
Kuntowijoyo

No comments:

Post a Comment